Asal fauna Indonesia
Garis Wallace, membagi fauna Indonesia ke dua kategori
Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia
[4]. Pada zaman purba, pulau
Irian (
New Guinea) tergabung dengan benua australia.
Paparan Sunda
Hewan-hewan di daerah paparan Sunda, yang meliputi
Sumatra,
Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia. Selama
zaman es,
setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan
kepulauan Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal
memungkinkan hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda.
Spesies-spesies besar seperti
harimau,
badak,
orangutan,
gajah, dan
leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancum punah.
Selat Makassar, laut antara
Kalimantan dan
Sulawesi, serta
selat Lombok, antara
Bali dan
Lombok, yang menjadi pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah paparan Sunda.
Mamalia
Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 515. Dari jumlah itu, 173 di antaranya merupakan spesies
endemik daerah ini.
[7] Sebagian besar dari spesies-spesies ini terancam keberadaannya dan hampir punah. Dua spesies orangutan,
Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan
Pongo abelii (
orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar merah
IUCN. Mamalia terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan
(Nasalis larvatus),
badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), dan
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga sangat terancam jumlah populasinya.
Burung
Menurut
Konservasi International,
sebanyak 771 spesies unggas terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146
spesies merupakan endemik daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki
paling sedikit 20 spesies endemik, termasuk Jalak Bali (
Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa (
Charadrius javanicus).
Berdasarkan data dari
Burung Indonesia,
jumlah jenis burung di Indonesia sebanyak 1598 jenis . Dengan ini
membawa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang memiliki
jumlah jenis burung terbanyak se-Asia. Sejak tahun 2007, Burung
Indonesia secara berkala memantau status keterancaman dari burung-burung
terancam punah yang berada di Indonesia berdasarkan data dari
BirdLife International.
Tahun 2007-2009 terjadi penurunan status keterancaman burung secara
berturut-turut mulai dari 119 jenis (2007), 118 jenis (2008), dan 117
jenis (2009).
Reptil dan Amfibia
Sebanyak 449 spesies dari 125 genus
reptil
diperkirakan hidup di paparan Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus
di antaranya adalah endemik. Tiga famili reptil juga merupakan endemik
di wilayah ini:
Anomochilidae,
Xenophidiidae and
Lanthanotidae. Famili Lanthanotidae diwakili oleh
earless monitor (
Lanthanotus borneensis), kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui. Sekitar 242 spesies
amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini. Sebanyak 172 spesies, termasuk
Caecilian dan enam genus adalah endemik.
Ikan
Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam
sepuluh tahun terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di
dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan Sunda. Kalimantan
mempunyai sekitar 430 spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga
endemik. Sumatra memiliki 270 spesies, sebanyak 42 di antaranya endemik.
[8] Ikan arwana emas (
Scleropages formosus) yang cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.
Wallacea
Wallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat, dan daerah
Australasian
ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar 338.494 km² area daratan,
terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku,
dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini. Karena
faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik
dan spesies fauna yang unik.
Mamalia
Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia. Sebanyak 126 di
antaranya merupakan endemik daerah ini. Sebanyak 124 spesies kelelawar
bisa ditemukan di daerah ini.
Sulawesi,
sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki jumlah mamalia yang
paling banyak. Sejumlah 136 spesies, 82 spesies dan seperempat genus di
antaranya adalah endemik. Spesies yang luar biasa, seperti
anoa (
Bubalus depressicornis) dan
babi rusa (
Babyrousa babyrussa) hidup di pulau ini. Sedikitnya tujuh spesies
kera (
Macaca spp.) dan lima spesies
tarsius (
Tarsius spp.) juga merupakan hewan khas daerah ini.
Burung
Lebih dari 700 jenis burung bisa ditemui di Wallacea, dan lebih dari
setengahnya adalah endemik kawasan ini. Di antara 258 genus yang ada,
ada 11%-nya adalah endemik kawasan Wallacea. Sejumlah 16 genus hanya
dapat dijumpai di subkawasan Sulawesi. Subkawasan Sulawesi terdiri dari
pulau utama Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, termasuk
Kepulauan Talaud dan Sangihe di utara, Pulau Madu di Laut Flores di
sebelah selatan, termasuk juga Kep. Togian, Kep. Banggai, Kep.
Tukangbesi, dan Kep. Sula yang menjembatani kekayaan keragaman burung
antara subkawasan Sulawesi dan Maluku. Banyaknya jumlah jenis endemik di
subkawasan ini tidak hanya berasal dari pulau utama Sulawesi tapi juga
tersebar di banyak pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Serindit
sangihe
(Loriculus catamene[9]), Seriwang sangihe
(Eutrichomyias rowleyi[10]), Gagak banggai
(Corvus unicolor[11]), Punggok Togian
(Ninox burhani), Gosong sula
(Megapodius bernsteinii), Kepudang-sungu sula
(Coracina sula), dan Raja-perling sula
(Basilornis galeatus). Sedangkan jenis-jenis endemik pulau Sulawesi meliputi Anis sulawesi
(Cataponera turdoides), Sikatan matinan
(Cyornis sanfordi), Julang sulawesi
(Aceros cassidix) dan Kangkareng sulawesi
(Penelopides exarhatus). Banyak jenis yang hanya terdapat di subkawasan ini adalah jenis-jenis terancam punah secara global.